Karir Jaksa Urip dan Kisah Penolakan Sepatu Amrozi
by Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Siapa sangka karir Jaksa Urip mesti berakhir di tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal boleh dikata karir sang jaksa ini cukup moncer. Salah satu kasus yang sukses ditangani adalah vonis mati untuk terpidana mati bom Bali Amrozi.
Nah, di kala menangani kasus bom Bali medio Mei 2003 lalu, sempat muncul cerita yang mungkin terkait dengan nasib jaksa Urip saat ini. Cerita bermula saat Amrozi, terpidana mati kasus Bom Bali, memakai sandal saat disidang.
Penampilan Amrozi ini pun menggelitik hati Jaksa Urip. Dia merasa penampilan Amrozi itu tidak pantas dilakukan di persidangan. Urip pun lantas membelikan sepatu untuk dipakai oleh Amrozi.
Di luar dugaan, ternyata Amrozi menolak. Dia beralasan bahwa sepatu yang dibelikan jaksa adalah hasil korupsi. Lho? Alhasil untuk menyiasatinya, Jaksa Urip pun meminta pengacara Amrozi, Wirawan Adenan untuk membelikan kliennya sepatu.
"Pak Urip Tri Gunawan, jaksa penuntut umum (JPU) meminta saya yang membelikan Amrozi sepatu. Soalnya, Amrozi sendiri tetap ngotot tidak mau memakai sepatu yang disediakan jaksa," urai Wirawan kala itu kepada wartawan.
Kemudian untuk sidang-sidang berikutnya, sepatu pantovel bernomor 41 yang dibelikan Wirawan di daerah Kuta ini pun, terus melekat di kaki Amrozi sepanjang persidangan. Entah benar atau tidak feeling Amrozi saat itu menolak pemberian jaksa. Mungkin hanya Tuhan yang tahu.
Sementara itu catatan detikcom, lepas dari penanganan kasus bom Bali, pada 2004 Urip sempat menjabat sebagai Kajari Klungkung, hingga pada Juni 2007 dia dimutasikan ke Kejaksaan Agung di Sub Direktorat Ekonomi Khusus yang menangani kasus BLBI senilai Rp 28 triliun.
Karirnya ini terancam berhenti setelah KPK menangkapnya di rumah Sjamsul Nursalim di kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan barang bukti senilai US$ 66O ribu atau senilai Rp 6 miliar pada Minggu 2 Maret 2008 pukul 16.30. Diduga hal ini terkait penghentian kasus BLBI yang disebut-sebut melibatkan pengusaha Sjamsul Nursalim.
Hingga Senin (3/3/2008) pagi, Urip masih diperiksa intensif di Kantor KPK. Akankah Urip ditahan?
(ndr/asy)
|
